
Menurut saya, SD adalah pijakan bagi para siswa, bukan bagi sang guru. Jika pemerintah mau konsisten, seharusnya tidak bisa dibenarkan bahwa seorang mantan mahasiswa Pendidikan Bahasa Prancis dapat mengajar Bahasa Indonesia di SD. 'Pijakan' tadi akan benar-benar menginjak-injak para siswa. Sebagai contoh, saya mengetahui keadaan sebuah SMP di mana para siswanya bahkan masih kesulitan mengeja huruf dan angka dalam bahasa Inggris. Padahal, materi itu sudah seharusnya diajarkan ketika SD. Saya ;pun kemudian mengetahui bahwa dahulu banyak dari mereka yang diajar oleh guru yang bukan berlatar belakang bahasa Inggris. Lihatlah apa yang terjadi. Ini akan menambah beban guru bahasa Inggris SMP mereka.
Lagipula, persepsi mengajar materi ke anak SD itu pun sebenarnya salah. Itu adalah persepsi guru terhadap materinya. Bukan pada karakter siswanya. Justru, mengajar anak SD dibutuhkan tenaga dan kesabaran yang lebih. Dan lagi, materi itu 'mudah' bagi sang guru, tapi bagi siswa, hal itu sama saja.
Masalah ini bagaikan satu titik dalam jaringan problematika pendidikan yang rumit saat ini. Tapi mungkin dengan konsistensi dan ketegasan, hal ini dapat membaik. Asalkan tolong, jangan korbankan para peserta didik!
With much love and happYness,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar