Saya diberitahu oleh teman saya beberapa bulan lalu tentang novel ini. Dan baru minggu lalu saya menemukannya di rak perpustakaan fakultas saya. Dan saya pun tertarik untuk membacanya.
Secara keseluruhan, menurut saya novel ini kurang ‘kuat’ bila dibandingkan dengan novel lain seperti Laskar Pelangi, atau Negeri 5 Menara. Tapi di bagian tengah novel ini saya merasakan getaran besarm atas pengalaman Delisa dan keunikan karakternya dalam menghadapi musibah.
Secara keseluruhan, menurut saya novel ini kurang ‘kuat’ bila dibandingkan dengan novel lain seperti Laskar Pelangi, atau Negeri 5 Menara. Tapi di bagian tengah novel ini saya merasakan getaran besarm atas pengalaman Delisa dan keunikan karakternya dalam menghadapi musibah.
Saya tidak mengira sebelumnya bahwa novel ini akan terkait dengan tragedi Aceh 2004. Hal ini dikarenakan pada bagian awal, ceritanya sangatlah sederhana. Bagitu pula pada bagian akhir, yang bahkan cenderung bisa ditebak. Pada novel ini penulis seringkali menggunakan deskripsi peristiwa daripada mengajak pembaca berpikir, yang justru ia sampaikan melalui footnote (yang menurut saya juga terlalu emosional dan terkesan mempersalahkan Tuhan atas peristiwa hidup Delisa di novel itu). Dalam buku cetakan pertama itu pula, penulis masih sering melakukan kesalahan tata bahasa, yang pada akhirnya dapat membuat pembaca bingung tentang sudut pandang penulis dan dialog karakter.
Saya pun mengetahui bahwa novel ini akan segera difilmkan. Saya hanya berharap sang sutradara dapat menghidupkan karakter-karakter lain yang lebih unik, dan juga memberikan perbedaan alur, terutama di bagian akhir cerita, karena pada novelnya, cerita berakhir kurang elegan dan agak dibuat-buat, sebagai hasil sebab-akibat dari pernyataan di awal novel.
Saya tidak tahu apakah novel ini berasal dari sebuah kisah nyata, namun saya masih bersyukur ada penulis yang mengisahkannya, suatu peristiwa yang takkan bangsa ini lupakan. Secara keseluruhan, penulis telah berhasil memberikan sudut pandang warga Aceh sebelum, ketika, dan setelah malapetaka itu terjadi.
With much love and happyness,
May, 8th, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar