CHOICES

Jumat, 16 September 2011

ANTARA GENGSI DAN JATI DIRI



Ada dua alasan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Pertama, karena ia memang membutuhkannya, dan kedua, yang kurang bijaksana adalah karena ia menginginkannya. Tetapi, mungkin ada satu alasan lagi yang bahkan jauh lebih buruk daripada keduanya, yaitu karena gengsi.
Banyak hal atau benda saat ini yang makin mudah didapat pun menjadi salah satu pendukung makin parahnya laju konsumerisme atas nama gengsi. Sejalan dengan hal itu, masyarakat pun berbondong-bondong  membeli barang berkualitas keluaran terbaru, karena sebagian besar dari mereka berpendapat bahwa ‘Yang terbaru adalah yang terbaik’.
Dampak yang jauh lebih buruk karena konsumerisme tersebut adalah bahwa banyak masyarakat yang seakan ‘kehilangan’ jati diri. Mereka terbawa oleh gaya hidup orang lain, dan membeli barang yang sedang trend, yang terkadang tidak mereka butuhkan. Beberapa bahkan tidak mengerti apa manfaat utama benda tersebut! Dengan begitu, mereka makin tidak mampu memahami diri sebagai individu yang berbeda. Mereka telah memungkiri keunikan diri.
Mungkin latar belakang gengsi inilah yang sangat perlu dihindari oleh masyarakat Indonesia saat ini. Para produsen pastilah telah dengan jelas melihat aspek lemah para konsumen tersebut. Konsumerisme tak pelak pastilah menguntungkan kedua pihak, produsen dan konsumen. Tapi, apakah konsumen benar-benar untung dan ‘bahagia’ apabila ia kemudian menyadari sikap hidup mereka yang cenderung brutal dan tak terkendali tersebut?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar