Manakah yang anda pilih?
a. menjadi pemberi
b. menjadi penerima
Saya percaya anda pasti akan lebih condong pada jawaban b (menjadi penerima). Bagaimana tidak, orang pasti akan lebih merasakan kesenangan ketika ia mendapatkan sesuatu. Tanpa perlu sebuah usaha, sebuah perasaan sukacita pun dapat kita dapatkan. Tentu saja itu dalam konteks kebaikan atau sebuah hal yang baik. Karena tak ada orang yang mau menjadi pemberi atau penerima bagi sebuah beban, atau masalah.
Tapi tahukah anda bahwa kita berada di dunia ini untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita dan sesama? Lalu, jikalau kita menyadari hal tersebut, masihkah kita akan menjadi seorang penerima saja?
Hidup ini membutuhkan sebuah produktivitas dalam segala hal. Dengan tak adanya sebuah produktivitas, kita takkan benar-benar hidup. Dan seseorang yang tak benar-benar hidup takkan mendapatkan kebahagiaan. Istilahnya, mati segan, hidup pun tak mau.
Sebagai contoh, kehidupan agama kita selalu menuntut kita untuk produktif dalam beribadah kepada Tuhan YME. Selain itu, menjadi produktif untuk membantu sesama pun telah menjadi semacam pemikiran alami kita dalam menjalani hari-hari. Lalu, bukankah sekarang kita lebih baik menjadi seorang pemberi saja bila dibandingkan penerima?
Andai anda dapat membayangkan betapa kesenangan yang dapat anda terima ketika anda melakukan sesuatu (baca: memberikan seseuatu) kepada orang lain, tentu nya anda pun dapat merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan. Karena itu, perbuatan memberi merupakan juga suatu tindakan menerima, tanpa kita sadari. Entah yang kita terima itu adalah sebuah terima kasih, pahala, ataupun kebahagiaan yang setara.
Oleh karena itu, marilah kita mulai memberi sesama. Dalam bentuk apapun itu. Karena kita takkan selamanya berada di dunia ini. Karena sebuah kesempatan akan hilang seiring waktu yangmembawa kita ke ujung hayat.
Kita mungkin akan mati, namun setidaknya kenangan akan pemberian kita, masih dapat diteruskan.
With much love and happyness,
Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar