CHOICES

Kamis, 14 Oktober 2010

HAPPYNESS AND STUPIDITY

Kebahagiaan dan kebodohan. Cukup menarik untuk dibahas. Sebenarnya agak kurang sesuai menggunakan istilah kebodohan di sini, karena sebenarnya istilah ketidaktahuan lebih tepat untuk pembahasan ini. Namun, apalah arti sebuah nama, bukan? He3.

Ya, kita mulai lagi dari awal. Sudah menjalani pemahaman dasar bagi banyak orang bahwa kebahagiaan yang besar dan sejati akan didapat dari pencapaian yang besar dan tinggi. Anda pasti tahu betul tentang itu. Dan pencapaian yang tinggi tentu harus diimbangi dengan pengetahuan yang tinggi pula dalam rangka perjalanan menuju tujuan tersebut.

Namun, tahukah anda kalau ada waktu-waktu dalam kehidupan ini di mana kita akan berada pada kondisi tak mengetahui apapun itu?

Ada banyak hal yang dalam kehidupan ini yang tak patut dipertanyakan, karena pemikiran kita sebagai manusia terbatas, dan tidak mungkin sampai pada sebuah kesimpulan akan jawaban yang mutlak untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sebagian besar pertanyaan tersebut berkaitan dengan hal-hal religius dan kehidupan itu sendiri.

Akan tetapi, dalam kehidupan kita sehari-haripun, tanpa kita sadari, menjadi tak tahu itu akan memberikan sedikit ketenangan dalam diri kita. Tahukah anda mengapa? Begini, banyak yang kita dapat dari adanya informasi yang kita terima dari keadaan ’tahu’ kita. Namun, masalah pun sebenarnya terbawa di dalam informasi itu, karenaa kita tak dapat menolak atau memilah-milahnya.

Sebagai contoh, coba kita bayangkan bahwa kita adalah seseorang yang tinggal di daerah pedalaman yang tak mengenal adanya teknologi dan segala kemudahannya. Mungkin bagi banyak orang, kita akan dinilai hidup dalam kesusahan. Namun sebenarnya mereka yang menilai itu tak tahu bagaimana keadaan kita. Kita bisa saja hidup tenang dengan alam, tanpa perlu bergelut dengan segala permalahan metropolitan yang menyusahkan. Ya, kitalah yang sebenarnya menjalani. Dan hanya kita yang tahu bagaimana perasaan kita sendiri.

Tahunya kita akan sesuatu pun dapat memberikan dampak yang buruk pada beberapa hal. Sebagai contoh, orang yang hidup di pedalaman itu akan merasa iri andaikan mereka tahu tentang berbagai kemudahan hidup di kota metropolitan. Sedangkan mereka tak mengalaminya, jadi mereka bisa dikatakan merasa iri atas kondisi yang tak sepadan tersebut.

Andai anda pernah menonton film Forrest Gump, anda pun pasti tahu, atau setidaknya sedikit merenungkan pertanyaan saya: manakah yang anda pilih? Menjadi orang yang bodoh/tak tahu apa-apa ataukah menjadi orang yang bahagia?

Dua-duanya pun tak masalah.

With much love and happyness,

Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar