CHOICES

Sabtu, 23 Oktober 2010

HAPPYNESS: HURUF Y DAN AMBIGUITAS DUA SISI KEHIDUPAN

Adakah yang salah pada kata happyness? Bagi anda yang sudah cukup familiar dengan bahasa inggris, pastilah melihat sebuah kejanggalan pada satu huruf yang ada di dalamnya. Y di sana memanglah berbeda dengan kata happiness pada bahasa Inggris yang baik dan benar. Di sini pun saya secara sengaja menirunya dari sebuah film berjudul ’The Pursuit of Happyness’ yang menakjubkan itu.

Namun saya tidak menirunya tanpa alasan. Semua itu didasarkan pada sebuah pemahaman yang sangat inspiratif yang saya dapatkan dari seorang kawan saya. Semua itu terkait dengan hidup dan sebongkah zat di dalam kepala kita yaitu otak.

Kita mulai dahulu dengan huruf Y tersebut. Apa yang anda pikirkan tentang alasan saya menggunakan huruf Y itu, melainkan bukan huruf I sebagaimana lazimnya? Paling tidak ada dua opsi yang mungkin menjadi jawaban atas hal tersebut:
1. saya melakukan kesalahan.
2. saya dengan sengaja memakai huruf Y dengan alasan tertentu.

Kalau anda memperhatikan dengan baik, tentu saja jawaban yang benar adalah jawaban keduaa. Namun, benarkah begitu bila saya tak pernah memberitahukannya?

Orang yang telah terbiasa mempertanyakan pastilah tak mudah percaya pada penilaian dasar dirinya sendiri. Ia akan dengan sangat aktif mencari-cari kemungkinan yang ada atas segala hal dalam kehidupan ini. Dan memang begitulah seharusnya manusia. Hidup ini butuh untuk dipertanyakan, namun tentu saja dengan sebuah batasan.

Ada hal yang hitam dan putih, namun manusia yang baik selalu dapat melihat zona abu-abu namun tak berada di dalamnya. Ambiguitas atas sesuatu memang dapat membuat seseorang memandang hal baik sebagai hal buruk, ataupun sebaliknya. Untuk itulah kita seharusnya mampu untuk membatasi diri kita, dan juga mampu menyaring segala bentuk pemikiran atau pandangan dari luar. Walaupun pada akhirnya kita yang menentukan hal itu sebagai benar atau salah, namun masyarakat tetap, mau tak mau, memiliki kendali yang lebih kuat.

Pertahankanlah pandanganmu, selama itu tak mengganggu orang lain. Dan janganlah mudah percaya, jangan mudah menilai manusia secara mutlak. Karena ada begitu banyak alasan, bahkan untuk sesuatu yang salah.

With much love and happyness,

Kusuma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar