Anak kecil lebih mudah belajar menulis bila menggunakan pensil besar. Demikian pula dengan kita. Lebih mudah menciptakan hidup bahagian jika kita memiliki impian yang besar.
Dalam dongeng,tokoh yang beruntung dan disenangi selalu ditampilakn sebagai lawan dari toko yang terkutuk atau dibenci. Dewasa ini, kita masih cenderung percaya akan adanya orang yang beruntung dan terkutuk. Kita sering percaya pada kutukan, contohnya kita sering mengatakan, ’tidak heran kalau akhirnya begitu..’ atau ’ saya sudah tahu itu tidak mungkin terjadi’. Kita juga percaya bahwa hidup bahagia itu seperti takdir; misalnya saat kita lihat orang lain sukses dalam karir, pindah ke apartemen baru denngan pemandangan indah. Keberuntungan orang lain kadang membuat kita percaya bahwa beberapa orang memang memiliki dewa pelindung yang melindungi mereka sepanjang waktu. Sedangkan dewa kita sendiri telah mengambil pensiun dini.
Namun, kenyataan tidaklah sesuai dengan dongeng. Orang-orang yang kelihatannya memiliki hidup bahagia sebenarnya tidak memperoleh bantuan gaib. Mereka tidak lebih baik atau lebih cerdas dibandingkan orang lain. Orang-orang itu, entah sadar atau tidak, hanya menerapkan semua sikap, sifat, dan kemampuan yang menciiptakan lingkungan hidup harmonis.
Jika kita menerapkannya sejak masih muda, kita telah melangkah maju lebih dahulu. Namun, kita pun bisa mulai mempelajarinya, menikmati keuntungannya, dan bahkan mungkin lebih menghargainya. Tidak penting sejak kapan kita menerapkan prinsip-prinsip positif tersebut, karena dengan menerapkannya saja sudah menciptakan kehidupan bahagian, kaya, penuh makna, dan terkontrol. Anjuran berikut adalah langkah awal untuk menerapkan faktor-faktor yaang menciptakan hidup bahagia sesuai impian kita:
Tengok kembali segala keajaiban yang telah anda alami.
Darimana kita berasal? Apa yang kita banggakan? Apa yang dapat kita lakukan? Apa yang telah kita saksikanselama ini? Siapa saja yang telah kita tolong? Orang-orang hebat seperti apa yang menjadi teman, pasangan, atau anak-anak kita? Inilaih aset kita.sadarilah dan syukurilah. Tak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat seseorang yang memiliki cukup peluang untuk hidup bahagia, tetapi tidak dapat melihatnya.
Kemudian, renungkanlah keadaan saat ini.
Berapa banyak waktu, usaha, dan perhatian yang kita curahkan untuk meraih keberhasilan dalam hal-hal yang paling penting, seperti hubungan yang harmonis, pengalaman, dan aspirasi terbaik? Orang-orang yang sangat sensitif, biasanya cenderung tidak mau memberikan perhatian yang besar pada hal tersebut, karena terlalu nyata dan terlalu beresiko. Sebenarnya, kita cukup mengalihkan prioritas dan tidak perlu seharian penuh melakukannya. Ciptakanlah hidup bahagia hanya dengan melakukan beberapa hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Luangkan waktu untuk itu dan tinggalkan kegiatan yang tidak berguna sama sekali. Setelah itu, kita baru bisa menyelesaikan yang lainnya dengan cara yang tepat.
Akhirnya, tentukan seperti apa hidup bahagia yang kita inginkan.
Ini hanyalah sebuah ide saja. Kita bukannya diminta membangun sesuatu yang tidak bisa dirubah, seperti tembok rumah. Kita bisa mengubah cara pandang hidup, kapan saja kita suka. Pada tahap ini, jangan ubah dulu sudut pandang anda. Bila anak kecil lebih mudah menulis dengan pensil besar, akan lebih mudah pula bagi kita untuk menciptakan hidup bahagia jika memiliki impian besar.
Jangan kuatir jika impian kita kelihatannya tidak praktis atau penuh kontradiksi. Teman saya, Deborah Shouse, seorang penulis hebat, menjelaskan visi paradoksnya dengan menceritakan masa kecilnya: ”Saya pernah ingin berjalan di atas pasir tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, tetapi saya ingin pula membangun istana pasir dan mengukir nama saya di sana.” Dalam hidup bahagia, kedua hal ini bisa saja terjadi dan dapat diterima, sebab menciptakan hidup yang membahagiakan pada dasarnya adalah hal spiritual. Walaupun terdapat aspek kebahagiaan yang biasa atau manusiawi, seperti merapikan tempat tidur, tetapi dasar dari hidup bahagia sebenrnya adalah menumbuhkan keyakinan bahwa kita ada di dunia ini karena suatu alasan dan tujuan. Apa yang kita sebut sebagai hidup bahagia adalah jenis kehidupan yang telah diperuntukkan untuk kita, di mana kita pun boleh berkeinginan untuk memiliki bulan, asalkan kita mau melenyapkan rasa takut untuk terbang.
Sumber: Bahagia dalam Kesibukan, Victoria Moran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar