CHOICES

Jumat, 01 Oktober 2010

APA YANG KITA MILIKI

Di belakang rumahku ada sebuah tong besar yang dengan sengaja diletakkan di satu pojok dinding untuk menadah segala air yang dating baik dari langit dan hujannya, ataupu sekedar air sisa kekhiilafan manusia yang terlalu lama membiarkan air mengalir melebihi tanki air. Tong besar yang terbuat dari plastic itu telah semenjak lama berada di sana. Memberikan keluargaku pasokan air yang bisa dikatakan tak resmi, namun tetap perlu kami syukuri. Adakalanya tong besar itu pun kelabakan menampung air hujan, dikala deras-derasnya, sehingga seringkali air pun mengucur deras dari pucuk tong itu, jatuh ke tanah dan mengalir ke dalam got yang juga kekenyangan menampung air.

Oleh sebab itulah, aku seringkali meluangkan waktuku untuk sekedarr mengurangi debit air dalam tong itu, ke dalam ember-ember besar lain yang mungkin akan digunakan entah untuk keperluan apa. Sehingga jika nanti hujan kembali air-air yang terkadang dianggap berkah itu dapat pula ditampung tong raksasa nan menggetarkan itu.

Apa yang luar biasa dengan hal itu?

Tak ada, hingga aku menyadari bahwa terkadang kegiatan sederhana dalam hidup ini mempunyai sebuah sistem atau prinsip yang sama dengan hal-hal besar dalam kehidupan. Ya, walaupun aku tak menguasainya, tapi aku percaya bahwa ini berkaitan dengan filosofi.

Kau tahu? Terkadang aku lebih memilih untuk memakai air yang berasal dari pipa PAM untuk berbagai keperluan keseharianku. Namun, tong yang menggetarkan itu tak hanya diam di pojokan dinding saja. Sebenarnya, ia selalu mengingatkanku akan sebuah prinsip yang selama ini telah tanpa aku sadari, aku terapkan. Ya, terkadang aku berpikir, air di dalam tong itu, yang berasal dari hujan, dan sisa air tanki yang seringkali telah lama mengendap itu, sebagai air yang tak lah bersih. Namun, terkadang orang itu hanya suka berandai-andai walaupun belum tahu hal yang sebenarnya. Begitu pula aku dalam hal ini.

Sebenarnya, air di dalam tong itu adalah air yang bersih, jikalau kita lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Memangnya anda bisa menjamin kalau air dalam pipa PAM itu bersih? Tidak, bukan? Itu adalah pelajaran pertama yang saya temukan: dont judge somethin from its outer appearance. Maaf kalau kata bijak itu sedikit saya ubah.

Pelajaran kedua: manfaatkanlah sesuatu yang masih kita miliki sebaik mungkin. Jangan hanya karena asumsi bahwa suatu yang baru itu baik, kita akan membeli atau menggunakan hal baru tersebut, dan benar-benar melupakan apa yang masih kita miliki. Itu merupakan suatu tindak pemborosan berencana. Semua itu sebenarnya tergantung bagaimana kita pintar-pintar menanggapi nya saja.

Pelajaran ketiga: untuk menemukan sesuatu yang kita kehendaki, kita perlu bersabar. Dari mana pelajaran itu ditemukan? Coba bayangkan. Kalau kita ingin menggunakan air dalam tong tersebut, yang notabene berasal dari sumber yang sudah saya sebutkan, bukankah kita perlu waktu untuk membiarkan kotoran mengendap, baru kemudian dapat kita gunakan?

Pelajaran terakhir: penghematan air, yang menuju ke arah pencegahan pemanasan global. Jadi, mulailah membuat sebuah tong untuk menampung air-air hujan dan sisa tanki air anda.


4 pembelajaran hidup dari sebuah tong besar nan besar dan menggetarkan! Luar biasa bukan? Jadi, coba dengarkan benda-benda di sekeliling anda! Karena mereka sebenarnya memiliki sebuah prinsip kehidupan yang ingin mereka bisikkan pada anda!


With much love and happyness,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar