Bicara tentang kebahagiaan, kita tak bisa juga melepaskan pembicaraan kita tentang adanya sebuah tujuan kuat yang menjadi dasar atau acuan kita dalam menjalani kehidupan kita. Tujuan memanglah diperlukan, agar kita tak terombang-ambing oleh berbagai gelimang dan pengaruh yang begitu berlimpah di dunia ini.
Dalam menuju sebuah tujuan itu, ibarat sebuah perjalanan. Sebuah perjalanan yang tidak akan kita ketahui akhir dan bagaimana keadaannya di depan. Itu ibarat kita hanya memiliki peta, yaitu bekal kehidupan kita. Namun sekali lagi, peta adalah peta. Kita takkan tahu bagaimana realita yang terjadi di jalan kehidupan kita.
Kita memang mesti berbahagia di dalam perjalanan itu. Akan tetapi, kita mesti berhati-hati dengan kebahagiaan itu. Coba pertanyakan: akankah kita dibawanya kepada kebahagiaan yang lebih besar, apa yang kita selama ini impikan?
Kita diharuskan memiliki kepekaan yang tinggi dalam hal ini. Kita tak bisa selamanya memaksakan diri untuk berada di jalur yang sama, pada saat yang sama kita mulai merasa tak yakin bahwa akhir perjalanan ini akan berada pada tujuan yang telah kita rencanakan.
Untuk itulah, kita diharuskan tahu ’WHEN TO MOVE’, kapan mesti bergerak, berpindah. Kadang memang cukup berat bagi kita untuk memulai sesuatu yang baru, dan melepaskan segala yang telah kita bangun selama ini. Hanya orang yang berjiwa besar dan penuh pertimbangan saja yang pasti akan merasa bahwa ’moving’ ini berguna baginya. Oleh karena itu, untuk menghadapi segala resiko, kita musti memikirkan segala kemugkinan di depan, dan juga tentu saja keikhlasan untuk melepas masa lalu.
Sekarang, WHEN, atau kapan; hal itu menjadi pertanyaan akhir. Semua itu kembali bergantung akan kepekaan kita akan situasi atau kondisi kita sendiri. Dan cobalah percayai kata hati. Jika kau mulai merasa setengah hati untuk melakukan sesuatu, ada baiknya kau segera mengikutinya, dengan sebuah persyaratan: berhati-hatilah kemudian di jalan yang baru. Agar kita benar-benar dapat bahagia nantinya.
Ada begitu banyak jalan untuk hidup ini. Kalau pun kau berjalan di jalur A, bukan berarti kau tak bisa tiba di ujung jalur B. Begitu pula sebaliknya.
With much love and happyness,
Kusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar